Jumat, 31 Januari 2014

The Power of Hope from Our God

          Harapan. Tidak ada seorang pun yang tidak mengenal kata itu. Harapan adalah kata terindah yang dimiliki dan diyakini oleh banyak orang. Harapan adalah lilin terakhir yang tetap hidup meskipun lilin-lilin yang lainnya telah padam, dan harapan adalah lilin yang sanggup menghidupi kembali lilin-lilin yang telah padam tersebut. Harapan memang hadir bagaikan api lilin, meskipun kecil tapi sanggup menerangi sebuah ruangan. Api lilin harapan itu memang hanya sedikit, tapi jangan anggap remeh api kecil itu. Jika api kecil itu jatuh di atas benda-benda yang mudah terbakar, maka api kecil itu akan menjalar jauh dan semakin lebar sehingga sebuah rumah besar ataupun gedung bertingkat sanggup dihanguskan sampai tak tersisa, menjadi rata dengan tanah. Demikian juga harapan yang sanggup membakar diri kita, bukan dibakar untuk kalah menjadi abu, tetapi untuk menang menjadi arang. Arang yang tetap utuh meski dibakar, arang yang tidak hangus menjadi abu saat dibakar, tetapi malah memancarkan sinar api yang hangat, bahkan dapat menimbulkan api kecil yang sanggup membakar.


          Harapan adalah sesuatu yang membuat kita kembali bangkit, bangun dari keterpurukan dan menjadi pribadi yang lebih baik dari yang lalu. Harapan adalah pemicu agar kita berlari maju, tidak hanya berhenti pada sebuah titik, terduduk lemas dan tenggelam dalam kesedihan. Harapan adalah sesuatu yang membuat kita tetap berdiri tegar di tengah gelombang kehidupan yang mematikan. Harapan adalah sesuatu yang membuat kita kuat menghadapi masa-masa keterjatuhan yang paling dalam. Karena harapan sering muncul ketika kita berada di titik nadir, yakni titik dimana kita benar-benar seperti sebuah rumah yang terkena gempa dan menjadi rata dengan tanah. Suatu titik dimana kita benar-benar merasa tidak berdaya dan tidak memiliki arti dalam menjalani kehidupan. Suatu titik dimana kita merasa bahwa kita sudah tidak berharga lagi dan lebih baik pergi meninggalkan dunia ini. Tapi di balik titik nadir itu masih ada setitik harapan yang menghidupkan semangat. Meskipun api harapan itu sangat kecil, tetapi sanggup membakar semangat bagi mereka yang berharap.


          Banyak harapan yang muncul dari ketakutan dan kondisi buruk yang dialami oleh manusia. Harapan untuk tetap bertahan hidup bagi mereka yang sedang dilanda bencana kelaparan atau bagi mereka yang divonis menderita penyakit yang dapat merenggut nyawa, harapan untuk sembuh dari penyakit menahun atau penyakit yang tidak ada obatnya, harapan untuk bisa sukses saat mengalami kegagalan yang beruntun, harapan untuk selamat dari maut akibat bencana alam yang memporakporandakan negeri tempat mereka tinggal, harapan agar terciptanya kehidupan yang damai saat negerinya mengalami perang besar-besaran, harapan agar dapat bertahan hidup meski hanya sebatang kara di dunia ini, harapan untuk dapat bersekolah meski kondisi ekonomi keluarga tidak mendukung, harapan untuk bebas dan merdeka di saat kondisi dijajah dan diperlakukan diskriminatif, harapan untuk tetap bertahan meski tidak ada kemungkinan sekecil apapun untuk bertahan, dan masih banyak lagi.


          Harapan bukanlah suatu hal yang sulit diciptakan, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki Alam Ideal dimana dia berharap akan hal ini dan hal itu, menginginkan hal ini dan hal itu terjadi di dalam kehidupannya. Manusia memiliki harapan agar dapat merealisasikan berbagai impiannya, menggapai banyak cita-citanya dan merasakan berbagai pengalaman. Terlebih lagi, manusia memiliki harapan untuk tetap kuat di dalam segala kelemahannya, tetap tegar melewati semua rintangan hidupnya dan tetap tersenyum di balik isak tangisnya. Tidak ada seorangpun yang boleh atau berhak untuk menyuruh orang lain agar berhenti untuk berharap, karena setiap orang berhak untuk membayangkan dan mendapatkan apa yang terbaik menurutnya. Setiap orang berhak untuk hidup di dalam harapannya dan kemudian menghidupi harapannya itu agar tidak hanya menjadi harapan kosong. Setiap orang berhak untuk menikmati kehidupannya dan merasakan harapannya. Setiap orang berhak untuk bertahan pada harapannya yang hidup dan kemudian membuat harapan orang lain menjadi hidup.


          Itulah daya “hipnotis” dari harapan, The Power of Hope yang membuat kita bertahan di tengah kondisi yang paling sulit. Kekuatan yang membuat kita tetap mendongakkan kepala sambil tersenyum ketika semua hal yang kita miliki di dunia ini sudah menghilang dari genggaman kita. Kekuatan untuk menegakkan bahu saat tubuh terlalu lelah untuk menghadapi berbagai cobaan. Kekuatan untuk maju dan berusaha memperbaiki kehidupan kita yang sekarang. Dan kekuatan untuk terus melanjutkan hidup meski dengan presentase kemungkinan yang sangat kecil. Tetapi ingatlah, sekecil apapun harapan yang kita miliki, akan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan tindakan kita ke depannya. Sama seperti halnya api, sekecil apapun api itu, akan sanggup membakar sebuah bangunan besar. Sekecil apapun harapan yang kita miliki, ia tetap bagaikan setitik air hujan yang membasahi bumi setelah bumi tersebut dilanda kekeringan yang berkepanjangan. Harapan itu bagaikan air yang memberikan kehidupan baru kepada semua isi bumi, karena air tersebut membawa perubahan di bumi yang sangat gersang. Gersang setahun akan digantikan hujan sehari, hujan yang mendatangkan air yang sangat sejuk. Air yang sanggup menyuburkan tanah dan menimbulkan tunas-tunas baru. Air yang sanggup merangsang pertumbuhan pohon-pohon yang sejuk dan indah serta berguna bagi banyak makhluk di bumi. Air yang sanggup mencerahkan kembali kehidupan yang hampir punah dan sanggup menghidupi bumi yang hampir mati.


           Kita pun demikian, sebagai Umat Kristiani kita pasti memiliki harapan, dan harapan kita hanya kepada Yesus Kristus Sang Jurus’lamat. Saat kita menghadapi banyak persoalan di dalam kehidupan kita, dan kita hanya bisa menangis karena tidak sanggup menghadapinya, ingatlah bahwa kita memiliki Yesus yang Maha Dahsyat. Hanya Yesus yang sanggup menguatkan kita, memberikan harapan yang baru, dan membuat kita bangkit kembali dari keterjatuhan kita. Dalam 1 Korintus 13 : 13 dikatakan bahwa “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih”. Meskipun kasih dikatakan sebagai “yang paling besar”, namun harapan tetaplah menjadi hal yang penting di antara iman dan kasih. Iman artinya “percaya”, harapan artinya “bergantung”, dan kasih artinya “bertindak”. Jadi ketika kita percaya kepada Yesus, artinya kita juga bergantung kepada Yesus, dan kita berbuat kasih kepada sesama manusia berdasarkan iman serta pengharapan kita kepada Yesus.


          Harapan adalah penggerak kehidupan. Tidak ada kehidupan jika tidak ada harapan, karena harapan adalah faktor pendorong bagi seseorang untuk bertahan hidup. Sama seperti hubungan antara manusia dan Tuhan. Tidak ada kehidupan jika tidak ada harapan, tidak akan ada manusia jika tidak ada Tuhan. Karena harapan adalah faktor pendorong bagi seseorang untuk bertahan hidup, hanya Tuhan lah yang menjadi sumber kehidupan yang mendorong manusia agar tetap hidup dan berharap pada-Nya. Harapan artinya bergantung kepada sumber penghidupan agar kita bisa bertahan hidup, dan harapan manusia untuk hidup bergantung kepada Yesus Kristus sebagai sumber kehidupan. Harapan manusia bukan digantungkan kepada mereka sesama manusia, karena manusia sering mengecewakan sesamanya, dan tidak jarang manusia tersebut mengecewakan dirinya sendiri. Harapan yang manusia gantungkan kepada sesamanya tidak akan memberikan kehidupan karena hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, yakni kekuatan manusia yang sangat terbatas jika tidak dikuatkan oleh Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Yeremia 17 : 5 – 8 :
5. Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
6. Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
7. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
8. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.


           Pada ayat 8 disebutkan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan bagaikan pohon di tepi air yang tidak kuatir dalam tahun kering dan tidak berhenti menghasilkan buah. Artinya, orang yang percaya kepada Tuhan tidak akan khawatir meskipun sedang “kekeringan”, tidak akan khawatir meski “diterjang badai”, tidak akan khawatir saat dilanda banyak masalah besar. Karena sesungguhnya manusia memiliki Tuhan yang jauh lebih besar dari pada masalahnya, dan manusia menaruh harapan kepada Tuhan yang jauh lebih besar dari pada perkaranya. Orang yang percaya kepada Tuhan akan senantiasa bergantung kepada Tuhan di segala kondisi, baik “subur” atau “kering”, bagaikan Ranting Anggur yang bergantungan dengan Pokok Anggur. Dan karena manusia tetap bergantung kepada Tuhan (Tuhan ada di dalam dia, dan dia ada di dalam Tuhan), maka manusia itu tetap “berbuah” meskipun saat kondisi “kering”. Manusia tetap menghasilkan Buah-buah Roh yang menjadi buah persekutuannya dengan Tuhan, dimana Tuhan ada di dalam dia, dan dia pun hidup di dalam Tuhan.


           Barangsiapa yang menaruh harapan kepada Tuhan tidak akan hidup sia-sia, karena hanya Tuhan Sang Pencipta yang sungguh-sungguh mengenal kita makhluk yang diciptakan-Nya. Tuhan mengenal diri kita 100%, lebih jauh dan lebih dalam Tuhan mengenal kita dari pada kita mengenal diri kita sendiri. Bahkan sebelum kita lahir ke dunia ini pun Tuhan sudah terlebih dahulu mengenal dan memilih kita. Jadi untuk apa kita meragukan kuasa dan kasih-Nya yang penuh dengan harapan ? Untuk apa kita berharap pada diri sendiri ataupun orang lain, jika Tuhan sudah menjadi pengharapan yang utama ? Untuk apa kita putus asa dan kehilangan harapan karena dihadang berbagai masalah jika kita memiliki Tuhan yang jauh lebih besar dari masalah kita ?


Hanya Tuhan sumber pengharapan ketika semua hal di dunia ini terasa begitu kejam.
Hanya Tuhan sumber kekuatan ketika semua hal di dunia ini terasa begitu menekan.
Hanya Tuhan sumber kesembuhan ketika semua hal di dunia ini terasa begitu menyakitkan.
Hanya Tuhan sumber perlindungan ketika semua hal di dunia ini terasa begitu menakutkan.
Hanya Tuhan sumber penghiburan ketika semua hal yang kita miliki di dunia ini menghilang.
Hanya Tuhan sumber pegangan ketika semua hal di dunia ini tidak dapat dipercaya.
Hanya Tuhan pengharapan yang hidup yang sanggup menghidupi kita.
The power of hope from our God makes you strong and wise.
Just put your hope in Christ and you will not be disappointed.


Semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati.