Harapan. Tidak ada seorang pun yang tidak mengenal kata
itu. Harapan adalah kata terindah yang dimiliki dan diyakini oleh banyak orang.
Harapan adalah lilin terakhir yang tetap hidup meskipun lilin-lilin yang
lainnya telah padam, dan harapan adalah lilin yang sanggup menghidupi kembali lilin-lilin
yang telah padam tersebut. Harapan memang hadir bagaikan api lilin, meskipun
kecil tapi sanggup menerangi sebuah ruangan. Api lilin harapan itu memang hanya
sedikit, tapi jangan anggap remeh api kecil itu. Jika api kecil itu jatuh di
atas benda-benda yang mudah terbakar, maka api kecil itu akan menjalar jauh dan
semakin lebar sehingga sebuah rumah besar ataupun gedung bertingkat sanggup dihanguskan
sampai tak tersisa, menjadi rata dengan tanah. Demikian juga harapan yang
sanggup membakar diri kita, bukan dibakar untuk kalah menjadi abu, tetapi untuk
menang menjadi arang. Arang yang tetap utuh meski dibakar, arang yang tidak
hangus menjadi abu saat dibakar, tetapi malah memancarkan sinar api yang hangat,
bahkan dapat menimbulkan api kecil yang sanggup membakar.
Harapan adalah sesuatu yang membuat kita kembali bangkit,
bangun dari keterpurukan dan menjadi pribadi yang lebih baik dari yang lalu. Harapan
adalah pemicu agar kita berlari maju, tidak hanya berhenti pada sebuah titik,
terduduk lemas dan tenggelam dalam kesedihan. Harapan adalah sesuatu yang
membuat kita tetap berdiri tegar di tengah gelombang kehidupan yang mematikan.
Harapan adalah sesuatu yang membuat kita kuat menghadapi masa-masa keterjatuhan
yang paling dalam. Karena harapan sering muncul ketika kita berada di titik
nadir, yakni titik dimana kita benar-benar seperti sebuah rumah yang terkena
gempa dan menjadi rata dengan tanah. Suatu titik dimana kita benar-benar merasa
tidak berdaya dan tidak memiliki arti dalam menjalani kehidupan. Suatu titik
dimana kita merasa bahwa kita sudah tidak berharga lagi dan lebih baik pergi
meninggalkan dunia ini. Tapi di balik titik nadir itu masih ada setitik harapan
yang menghidupkan semangat. Meskipun api harapan itu sangat kecil, tetapi sanggup membakar semangat bagi mereka yang berharap.
Banyak harapan yang muncul dari ketakutan dan kondisi
buruk yang dialami oleh manusia. Harapan untuk tetap bertahan hidup bagi mereka
yang sedang dilanda bencana kelaparan atau bagi mereka yang divonis menderita
penyakit yang dapat merenggut nyawa, harapan untuk sembuh dari penyakit menahun
atau penyakit yang tidak ada obatnya, harapan untuk bisa sukses saat mengalami
kegagalan yang beruntun, harapan untuk selamat dari maut akibat bencana alam
yang memporakporandakan negeri tempat mereka tinggal, harapan agar terciptanya
kehidupan yang damai saat negerinya mengalami perang besar-besaran, harapan agar
dapat bertahan hidup meski hanya sebatang kara di dunia ini, harapan untuk dapat
bersekolah meski kondisi ekonomi keluarga tidak mendukung, harapan untuk bebas
dan merdeka di saat kondisi dijajah dan diperlakukan diskriminatif, harapan
untuk tetap bertahan meski tidak ada kemungkinan sekecil apapun untuk bertahan,
dan masih banyak lagi.
Harapan bukanlah suatu hal yang sulit diciptakan, karena
pada dasarnya setiap manusia memiliki Alam Ideal dimana dia berharap akan hal
ini dan hal itu, menginginkan hal ini dan hal itu terjadi di dalam
kehidupannya. Manusia memiliki harapan agar dapat merealisasikan berbagai
impiannya, menggapai banyak cita-citanya dan merasakan berbagai pengalaman.
Terlebih lagi, manusia memiliki harapan untuk tetap kuat di dalam segala
kelemahannya, tetap tegar melewati semua rintangan hidupnya dan tetap tersenyum
di balik isak tangisnya. Tidak ada seorangpun yang boleh atau berhak untuk
menyuruh orang lain agar berhenti untuk berharap, karena setiap orang berhak
untuk membayangkan dan mendapatkan apa yang terbaik menurutnya. Setiap orang
berhak untuk hidup di dalam harapannya dan kemudian menghidupi harapannya itu
agar tidak hanya menjadi harapan kosong. Setiap orang berhak untuk menikmati
kehidupannya dan merasakan harapannya. Setiap orang berhak untuk bertahan pada
harapannya yang hidup dan kemudian membuat harapan orang lain menjadi hidup.
Itulah daya “hipnotis” dari harapan, The Power of Hope yang membuat kita bertahan di tengah kondisi yang
paling sulit. Kekuatan yang membuat kita tetap mendongakkan kepala sambil
tersenyum ketika semua hal yang kita miliki di dunia ini sudah menghilang dari
genggaman kita. Kekuatan untuk menegakkan bahu saat tubuh terlalu lelah untuk
menghadapi berbagai cobaan. Kekuatan untuk maju dan berusaha memperbaiki
kehidupan kita yang sekarang. Dan kekuatan untuk terus melanjutkan hidup meski
dengan presentase kemungkinan yang sangat kecil. Tetapi ingatlah, sekecil
apapun harapan yang kita miliki, akan sangat berpengaruh terhadap pola pikir
dan tindakan kita ke depannya. Sama seperti halnya api, sekecil apapun api itu,
akan sanggup membakar sebuah bangunan besar. Sekecil apapun harapan yang kita
miliki, ia tetap bagaikan setitik air hujan yang membasahi bumi setelah bumi
tersebut dilanda kekeringan yang berkepanjangan. Harapan itu bagaikan air yang
memberikan kehidupan baru kepada semua isi bumi, karena air tersebut membawa
perubahan di bumi yang sangat gersang. Gersang setahun akan digantikan hujan
sehari, hujan yang mendatangkan air yang sangat sejuk. Air yang sanggup menyuburkan
tanah dan menimbulkan tunas-tunas baru. Air yang sanggup merangsang pertumbuhan
pohon-pohon yang sejuk dan indah serta berguna bagi banyak makhluk di bumi. Air
yang sanggup mencerahkan kembali kehidupan yang hampir punah dan sanggup
menghidupi bumi yang hampir mati.
Kita pun demikian, sebagai Umat Kristiani kita pasti memiliki
harapan, dan harapan kita hanya kepada Yesus Kristus Sang Jurus’lamat. Saat
kita menghadapi banyak persoalan di dalam kehidupan kita, dan kita hanya bisa
menangis karena tidak sanggup menghadapinya, ingatlah bahwa kita memiliki Yesus
yang Maha Dahsyat. Hanya Yesus yang sanggup menguatkan kita, memberikan harapan
yang baru, dan membuat kita bangkit kembali dari keterjatuhan kita. Dalam 1 Korintus 13 : 13 dikatakan bahwa “Demikianlah
tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar
di antaranya ialah kasih”. Meskipun kasih dikatakan sebagai “yang paling
besar”, namun harapan tetaplah menjadi hal yang penting di antara iman dan
kasih. Iman artinya “percaya”, harapan artinya “bergantung”, dan kasih artinya
“bertindak”. Jadi ketika kita percaya kepada Yesus, artinya kita juga bergantung
kepada Yesus, dan kita berbuat kasih kepada sesama manusia berdasarkan iman serta
pengharapan kita kepada Yesus.
Harapan adalah penggerak
kehidupan. Tidak ada kehidupan jika tidak ada harapan, karena harapan adalah
faktor pendorong bagi seseorang untuk bertahan hidup. Sama seperti hubungan
antara manusia dan Tuhan. Tidak ada kehidupan jika tidak ada harapan, tidak akan
ada manusia jika tidak ada Tuhan. Karena harapan adalah faktor pendorong bagi
seseorang untuk bertahan hidup, hanya Tuhan lah yang menjadi sumber kehidupan
yang mendorong manusia agar tetap hidup dan berharap pada-Nya. Harapan artinya bergantung
kepada sumber penghidupan agar kita bisa bertahan hidup, dan harapan manusia
untuk hidup bergantung kepada Yesus Kristus sebagai sumber kehidupan. Harapan
manusia bukan digantungkan kepada mereka sesama manusia, karena manusia sering
mengecewakan sesamanya, dan tidak jarang manusia tersebut mengecewakan dirinya
sendiri. Harapan yang manusia gantungkan kepada sesamanya tidak akan memberikan
kehidupan karena hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, yakni kekuatan manusia
yang sangat terbatas jika tidak dikuatkan oleh Tuhan. Seperti yang tertulis
dalam Yeremia 17 : 5 – 8 :
5. Beginilah
firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
6. Ia akan
seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya
keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang
asin yang tidak berpenduduk.
7. Diberkatilah
orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
8. Ia akan
seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi
batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap
hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti
menghasilkan buah.
Pada ayat 8 disebutkan bahwa orang yang percaya kepada
Tuhan bagaikan pohon di tepi air yang tidak kuatir dalam tahun kering dan tidak
berhenti menghasilkan buah. Artinya, orang yang percaya kepada Tuhan tidak akan
khawatir meskipun sedang “kekeringan”, tidak akan khawatir meski “diterjang
badai”, tidak akan khawatir saat dilanda banyak masalah besar. Karena
sesungguhnya manusia memiliki Tuhan yang jauh lebih besar dari pada masalahnya,
dan manusia menaruh harapan kepada Tuhan yang jauh lebih besar dari pada perkaranya.
Orang yang percaya kepada Tuhan akan senantiasa bergantung kepada Tuhan di
segala kondisi, baik “subur” atau “kering”, bagaikan Ranting Anggur yang
bergantungan dengan Pokok Anggur. Dan karena manusia tetap bergantung kepada
Tuhan (Tuhan ada di dalam dia, dan dia ada di dalam Tuhan), maka manusia itu
tetap “berbuah” meskipun saat kondisi “kering”. Manusia tetap menghasilkan Buah-buah
Roh yang menjadi buah persekutuannya dengan Tuhan, dimana Tuhan ada di dalam
dia, dan dia pun hidup di dalam Tuhan.
Barangsiapa yang menaruh harapan kepada Tuhan tidak akan
hidup sia-sia, karena hanya Tuhan Sang Pencipta yang sungguh-sungguh mengenal kita
makhluk yang diciptakan-Nya. Tuhan mengenal diri kita 100%, lebih jauh dan lebih
dalam Tuhan mengenal kita dari pada kita mengenal diri kita sendiri. Bahkan
sebelum kita lahir ke dunia ini pun Tuhan sudah terlebih dahulu mengenal dan
memilih kita. Jadi untuk apa kita meragukan kuasa dan kasih-Nya yang penuh dengan
harapan ? Untuk apa kita berharap pada diri sendiri ataupun orang lain, jika
Tuhan sudah menjadi pengharapan yang utama ? Untuk apa kita putus asa dan
kehilangan harapan karena dihadang berbagai masalah jika kita memiliki Tuhan
yang jauh lebih besar dari masalah kita ?
Hanya Tuhan sumber pengharapan ketika semua hal di dunia
ini terasa begitu kejam.
Hanya Tuhan sumber kekuatan ketika semua hal di dunia ini
terasa begitu menekan.
Hanya Tuhan sumber kesembuhan ketika semua hal di dunia
ini terasa begitu menyakitkan.
Hanya Tuhan sumber perlindungan ketika semua hal di dunia
ini terasa begitu menakutkan.
Hanya Tuhan sumber penghiburan ketika semua hal yang kita
miliki di dunia ini menghilang.
Hanya Tuhan sumber pegangan ketika semua hal di dunia ini
tidak dapat dipercaya.
Hanya Tuhan pengharapan yang hidup yang sanggup
menghidupi kita.
The
power of hope from our God makes you strong and wise.
Just
put your hope in Christ and you will not be disappointed.
Semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati.