Jumat, 10 Mei 2013

Sebuah Renungan Singkat, "Today is a SUN-DAY" (Minggu, 5 Agustus 2012)


            Hari MINGGU, jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, menjadi SUNDAY. Terkadang saya berpikir, dari mana asal kata SUNDAY ? Mengapa harus kata SUNDAY yang dipakai untuk menerjemahkan HARI MINGGU dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris ? Namun belakangan ini saya mencoba menelaah dan menebak arti kata SUNDAY. SUN, dalam Bahasa Inggris, yang artinya MATAHARI. DAY, dalam Bahasa Inggris, yang artinya HARI. Jika digabungkan, SUNDAY adalah HARI YANG MEMILIKI MATAHARI atau HARI YANG CERAH.

            Ya, MATAHARI bersifat CERAH, karena ia bersinar dan memiliki kehangatan tersendiri. Mana mungkin muncul matahari bila hari sedang tidak cerah ? Jika hujan ingin membasahi bumi, Sang Surya yang sangat terik itu pun bersembunyi di balik awan kelabu. Benda hasil ciptaan Yang Maha Kuasa itu pun tak menampakkan kegagahan sinarnya. Perlahan demi perlahan, ia bersembunyi di balik awan hitam yang menghilangkan pantulan sinar indahnya, sehingga bumi pun diliputi oleh mendung.

            Dan seperti yang kita ketahui, hari MINGGU adalah hari Sabbat bagi umat Kristiani. Hari Minggu adalah hari yang dikhususkan oleh umat Kristiani untuk pergi ke gereja, memuji dan menyembah Allah Tritunggal, bersekutu dan mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Tetapi dalam menjalin hubungan yang "mesra" dengan Allah, kita sebagai umat Krstiani tidak harus menggunakan hari MINGGU dan bisa menggunakan hari lainnya. Bahkan setiap detik pun dapat kita gunakan untuk menjalin hubungan yang “mesra” dengan Allah, asalkan kita mau mendekatkan diri kepada-Nya. Kita bisa membaca Alkitab sesering yang kita mau setiap hari. Kita bisa bernyanyi memuji nama Tuhan setiap waktu. Kita juga bisa berdoa setiap saat.

            Ibadah hari Minggu di gereja memang terkesan sudah menjadi tradisi turun temurun dari zaman dahulu kala. Namun, kita pergi ke gereja bukan karena sebuah kebiasaan / tradisi, tetapi karena sebuah “panggilan” dari Allah. Kita memuji nama Allah yang Agung bukan karena sebuah kewajiban kita sebagai orang Kristen, tetapi karena rasa syukur kita atas segala Anugerah yang telah Allah berikan kepada kita. Kita beribadah di gereja bukan karena takut dimarahi atau takut dianggap tidak beriman, tetapi karena kita adalah anak-anak Allah yang harus taat kepada ajaran-Nya. Kita menyembah Allah bukan karena orang tua dan keluarga kita juga menyembah Allah yang sama, tetapi karena Allah memang layak untuk disembah dan dimuliakan.

Di dalam Kejadian pasal 2, Allah telah berfirman kepada kita :
2 : 1 “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.”
2 : 2 “Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.”
2 : 3 “Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”

            Di dalam Kalender Masehi, hari pertama ialah hari Senin, dan hari ketujuh ialah hari Minggu. Karena itulah, hari Minggu menjadi hari yang dikhususkan dan dikuduskan. Hari Minggu ialah hari yang dikuduskan oleh Allah, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya. Hari Minggu pula, manusia berhenti dari segala aktifitas harian-nya dan pergi ke Rumah Allah untuk memuji nama-Nya.

            Lalu, apa hubungannya dengan SUNDAY (HARI YANG CERAH) ?

            Setiap hari Minggu, kita mendengarkan Khotbah dari Pendeta / Pastor di gereja. Kita juga tidak asing dengan ayat Alkitab yang mengharuskan kita untuk menjadi Garam dan Terang Dunia seperti yang tertulis di dalam Matius 5 : 13 – 16 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak akan menyalakan pelita lalu meletakannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan semua orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Surga”.

            Inti dari ayat tersebut adalah umat Kristiani harus berbeda dengan umat non-Kristiani. KRISTEN berarti Pengikut Kristus. Umat Kristiani yang sudah mempercayai dan menerima bahwa Yesus Kristus adalah Juru Selamat pribadinya, harus meneladani dan mencontoh sifat Kristus serta menaati perintah-Nya. Mungkin terkadang kita mengeluh, karena perintah Allah begitu banyak untuk kita jalankan : Buah-buah Roh yang memiliki 9 unsur (Galatia 5 : 22 – 23 “Tetapi buah Roh ialah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”), Sepuluh Perintah Allah (Keluaran 20 : 1 – 17), dan masih banyak lagi tuntutan yang terkesan memberatkan kita sebagai orang Kristen.

Tetapi, perintah yang terutama telah Allah tuliskan di dalam Matius 22 : 37 – 39 : 
22 : 37 “Jawab Yesus kepadanya : "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
22 : 38 “Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”
22 : 39 “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

            Dengan mengasihi Allah, kita pasti akan mengasihi sesama kita, bahkan mengasihi musuh kita (Matius 5 : 43 – 44 : “Kamu telah mendengar firman : Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu : Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”). Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1 Yohanes 4 : 19). Jika kita hidup di dalam Kasih Karunia Allah, maka Allah pun hidup di dalam kehidupan kita.

            Jadi, tunjukkanlah kasihmu, yakni Kasih Kristus yang memancar dari dalam dirimu, agar semua orang melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Surga. Dengan demikian, kamu menjadi Terang Dunia, yakni terang yang memancarkan Damai Kristus karena Kristus sudah hidup di dalam kamu, dan kamu pun hidup di dalam Kristus.

SUN-DAY = HARI YANG CERAH
Jadilah SUN-DAY di setiap aspek kehidupanmu, di setiap harimu, dan di setiap detik aktifitasmu. Jadilah Terang Dunia yang menjadi panutan bagi orang lainnya. Jadilah terang yang menyingkirkan kegelapan dan menuntun orang kepada jalan kebenaran.

Happy Sunday. Semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati.



Notes :
Hasil copy paste dari Notes di Facebook "Windy Sitinjak" dengan judul "Sebuah Renungan Singkat, "Today is a SUN-DAY" (Minggu, 5 Agustus 2012) oleh Windy Sitinjak (Catatan) pada 5 Agustus 2012 pukul 14:54"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar