Jumat, 10 Mei 2013

Sebuah Ilustrasi Tentang Kekayaan, Kesuksesan, dan Kasih Sayang (Minggu, 4 November 2012)

          Seorang wanita sedang berjalan, kembali ke rumahnya. Ia melihat ketiga pria berjanggut yang sedang duduk di depan rumahnya. Saat wanita itu berhadapan dengan ketiga pria itu, ia berkata,
“Saya tahu Anda bertiga adalah orang baik–baik, namun Anda bertiga terlihat sedang kelaparan. Mari, masuk ke dalam rumah saya, saya ada persediaan makanan yang sekiranya dapat mengganjal rasa lapar di perut Anda”.

Lalu jawab seorang pria berjanggut itu, “Apakah suamimu sudah pulang ?”
“Belum, dia masih ada di luar”, jawab si wanita itu.
“Kami akan menunggunya pulang, baru kami masuk ke dalam rumahmu”, jawab salah satu di antara ketiga pria berjanggut itu.

          Pada malam hari, saat  jam makan malam tiba, si wanita tersebut menceritakan kejadian yang ia alami tadi siang kepada suami dan anak-anaknya.
“Undanglah mereka bertiga masuk, biarkan mereka makan malam bersama kita”, respon sang suami.

Lalu si istri pun keluar dan mendapati tiga pria berjanggut itu masih duduk di depan rumahnya.
“Mari masuk, makanlah bersama kami, suamiku mengundang kalian bertiga untuk menikmati makan malam bersama keluarga kami”, ucap si istri kepada ketiga pria berjanggut.
“Tidak, kami tidak bisa masuk secara bersamaan”, jawab ketiga pria berjanggut itu hampir bersamaan.
“Kenapa ?”, tanya si istri dengan penuh rasa heran.
“Hanya salah satu dari kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian. Kalian harus memilih siapa di antara kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian. Pria di sebelah kiriku bernama Kekayaan, sedangkan yang di sebelah kananku bernama Kesuksesan, dan aku sendiri bernama Kasih Sayang. Sekarang, tanyakanlah kepada suamimu, siapakah di antara kami yang dia undang”, jawab salah satu dari mereka.

Lalu si istri pun masuk kembali ke dalam rumah dan menceritakan kejadian tersebut.
“Kita undang si Kekayaan saja, biar kita kaya raya, banyak harta, tidak akan habis sampai 7 turunan”, jawab sang suami.
“Sayang, bagaimana kalau kita mengundang si Kesuksesan saja ? Supaya bisnis kita sukses dan lancar”, balas si istri.
“Tidak Pa, Ma, kita undang si Kasih Sayang aja, supaya rumah kita ini penuh dengan kasih sayang”, jawab si anak yang ikut memberikan pendapat. 
Kedua orang tua itupun setuju, bahwa si Kasih Sayanglah yang akan mereka undang masuk untuk makan malam bersama.

Lalu si istri pun keluar dan berbicara kepada ketiga pria berjanggut itu,
“Kami akan mengundang Kasih Sayang, siapa di antara kalian yang bernama Kasih Sayang ?”
“Aku”, jawab salah satu pria berjanggut.
“Mari masuk dan makanlah bersama kami”, jawab si istri.

Kemudian si Kasih Sayang berjalan mengikuti si istri masuk ke dalam rumah itu. Tetapi si Kesuksesan dan si Kekayaan mengikuti langkah kaki si Kasih Sayang. Si istri pun heran dan berkata,
“Hey, bukankah keluarga kami hanya mengundang Kasih Sayang ? Lalu mengapa kalian berdua ikut masuk ? Bukankah kalian bilang kalau hanya salah satu dari kalian yang boleh masuk ke dalam rumah ini ?”
“Memang benar, hanya salah satu dari kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian. Jika Anda mengundang Kesuksesan, maka aku dan Kasih Sayang tidak bisa masuk. Demikian juga jika Anda mengundang aku, maka Kesuksesan dan Kasih Sayang tidak bisa masuk. Tetapi jika Anda mengundang Kasih Sayang, maka aku dan Kesuksesan juga akan memasuki rumah Anda. Karena sesungguhnya aku dan Kesuksesan itu buta, dan kami berdua bergantung pada Kasih Sayang”, jawab si Kekayaan.


* Disadur dari Khotbah Pdt. M. Silalahi, S.Th. Diambil dari http://innoblessing.com/kekayaan-kesuksesan-dan-kasih-sayang/ *




Notes :
Hasil copy paste dari Notes di Facebook "Windy Sitinjak" dengan judul "Sebuah Ilustrasi Tentang Kekayaan, Kesuksesan, dan Kasih Sayang (Minggu, 4 November 2012) oleh Windy Sitinjak (Catatan) pada 4 November 2012 pukul 20:55"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar