Kamis, 09 Mei 2013

Lokakarya “Membangun Karakter dan Integritas” Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta (Jumat, 6 Januari 2012)


Laporan Kegiatan Menghadiri Lokakarya “Membangun Karakter dan Integritas” Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Lingkungan Kopertis III Jakarta 2011

          Sehubungan dengan undangan dari Koordinator Kopertis Wilayah III dan Panitia Pelaksana Pendidikan Karakter Universitas Gunadarma, tentang kegiatan Pendidikan Karakter dan Integritas Bangsa di Perguruan Tinggi, maka kami dua orang perwakilan mahasiswa dari FISIPOL UKI turut menghadiri acara tersebut yang dilaksanakan di Kampus D Universitas Gunadarma (Pondok Cina, Depok) pada Jumat, 23 Desember 2011.

          Materi “Budaya Sebagai Pilar Membangun Karakter dan Integritas Bangsa” disampaikan oleh Bapak Once Kurniawan, S. Kom., MM. Budaya adalah hasil pemikiran seorang manusia yang dianggap baik dan dikembangkan serta diturunkan kepada generasi berikutnya. Budaya memiliki banyak nilai – nilai yang positif. Karakter adalah watak / tabiat hasil internalisasi sebagai landasan pandangan. Karakter memiliki nilai yan khas. Karakter tidak terletak pada materi pembelajaran, tetapi dilaksanakan, tercermin dari perilaku, menjadi bagian dari pendidikan moral, mengharuskan manusia untuk memelihara dan melaksanakan yang baik. Budaya dan karakter saling mempengaruhi. Jika kita membudayakan hal – hal positif dalam kehidupan kita, maka kita memiliki karakter yang positif juga. Nilai luhur yang harus kita laksanakan dalam membudayakan yang baik sehingga melahirkan karakter yang baik pula, terbagi dalam 4 cara : olah fikir (cerdas, kritis, kreatif, inovatif, IPTEK, reflektif, berpikir terbuka), olah hati (jujur, beriman, bertakwa, amanah, adil, tanggung jawab, berempati, berani ambil keputusan, pantang menyerah, rela berkorban, berjiwa patriotik), olah raga (tangguh, bersih, sehat, disiplin, sportif, handal, kooperatif, deterministif, kompetitif, ceria, gigih), olah karsa (peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleransi, suka menolong, gotong royong).

           Pendidikan karakter bersumber dari agama, pancasila, tujuan pendidikan nasional, religiusitas, kemandirian, kejujuran. Pendidikan karakter yang paling awal diterima oleh seorang manusia adalah di dalam keluarga. Pendidikan karakter di dalam keluarga merupakan pendidikan budi pekerti untuk mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, berperilaku baik sehingga dapat memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur serta meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia multibudaya.

          “Knowledgeskillcharacter”, ketiga hal ini yang harus ditanamkan kepada setiap manusia. Kita harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan karakter. Sebagai manusia pun kita harus terbuka terhadap hal – hal baru (open mindopen eyesopen earsopen heartopen hand) agar dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sebagai mahasiswa pun kita dituntut untuk membangun dan mempertahankan integritas bangsa dengan membekali diri sendiri dengan mindbodysoul. Artinya, kita harus sehat secara logika, badani, dan jiwa. Mahasiswa sebagai penerus bangsa juga harus menjadi climber, bukan looserataupun camper. Sesuai dengan perumpamaan seseorang yang sedang naik gunung, pribadi – pribadi yang bersifat looser adalah mereka yang tidak mau naik gunung karena takut akan ada banyak hambatan di depan mereka, mereka kalah sebelum bertanding, tidak berani mengambil resiko. Pribadi – pribadi yang bersifat camper adalah mereka yang berhenti di tengah jalan (camping) saat menemukan hambatan. Mereka tidak mau berjuang setelah menghadapi batu sandungan yang kecil dan cepat menyerah saat menghadapi rintangan. Pribadi – pribadi yang bersifat climber adalah mereka yang tetap mendaki gunung tersebut meskipun menghadapi banyak rintangan. Mereka tidak cepat putus asa dan senantiasa berjuang. Sehingga mereka bisa mencapai puncak gunung dan berhasil menancapkan “tiang kemenangan” di puncak gunung.

           Mahasiswa juga dituntut untuk menjadi pemimpin, setidaknya ia bisa memimpin dirinya sendiri. Syarat pemimpin adalah berani bertanggungjawab, konsekuen, rela berkorban, jujur, berani “turun tangan” dan menuntaskan masalah yang ada. Leader is action, not position. Leader is role, not rule. Pemimpin yang baik adalah mereka yang melakukan aksi, bukan hanya sekedar menduduki posisi. Pemimpin yang baik adalah mereka yang melaksanakan peran, bukan hanya sekedar melaksanakan aturan.

          Pembelajaran yang diikuti oleh mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang baik tidak hanya berlangsung di dalam kelas melalui materi pembelajaran yang diberikan oleh dosen / pengajar, melainkan juga melalui pembiasaan di luar kelas melalui seminar, games, multimedia. Dengan pengajaran dan pembiasaan baik, mahasiswa dapat menentukan tujuan hidupnya untuk membuat jalan yang lurus dan langsung mengarah ke – goal yang dibuatnya, dan tidak ada satu orang pun yang dapat membelokkan tujuan hidupnya.

          Materi “Membangun Jiwa Kepemimpinan Pemuda yang Berwawasan Kebangsaan” disampaikan oleh Bapak Ir. Rimbawan, M. Si. Prinsip dasar kehidupan antara lain adalah etika (sebagai prinsip dasar kehidupan sehari – hari), kejujuran dan integritas, bertanggungjawab, hormat kepada aturan dan hukum yang berlaku di dalam masyarakat, hormat kepada hak orang lain, cinta pada kekerasan, berusaha keras untuk menabung dan investasi, mau bekerja keras, tepat waktu. Kecerdasan yang harus dimiliki oleh setiap manusia adalah kecerdasan intelektual (otak) , kecerdasan spiritual (hati), kecerdasan emosional (rasa), kecerdasan sosial (karsa), kecerdasan kinestetis (gerak tubuh / olah raga).

          Empat pilar pendidikan bagi Perguruan Tinggi menurut standar UNESCO adalah learning to know, learning to do, learning to be, learning to how to live together. Mahasiswa tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga belajar untuk mengaplikasikan teori dalam praktek, dan belajar menjadi pribadi yang ahli di dalam bidang tertentu, sehingga bisa mewujudkan kehidupan bersama yang lebih baik. Perangkat untuk pendidikan karakter di Perguruan Tinggi adalah Sumber Daya Manusia, sistem dan aturan, kegiatan pengembangan karakter. Kegiatan pengembangan karakter dapat melalui kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan bimbingan dan konseling, kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan masih banyak lagi.

           Apa yang anda katakan, itulah yang Anda lakukan. Apa yang Anda lakukan, itulah yang menjadi karakter Anda. Apa yang menjadi karakter Anda, itulah yang menjadi kebiasaan Anda. Jika kita membiasakan diri untuk melakukan hal – hal yang benar dan positif, maka kita memiliki kepribadian yang positif.

           Pendidikan karakter dan pendidikan materi bertujuan untuk melahirkan pemimpin yang tangguh. Pemimpin yang tahu jalan yang benar, pemimpin yang menunjukkan jalan yang benar, dan pemimpin yang berjalan di jalan yang benar (knows the way, shows the way, goes the way).



Notes :
Hasil copy paste dari Notes di Facebook "Windy Sitinjak" dengan judul "Lokakarya "Membangun Karakter dan Integritas" Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta (Jumat, 6 Januari 2012) oleh Windy Sitinjak (Catatan) pada 5 Januari 2012 pukul 23:20"

1 komentar: