Kamis, 09 Mei 2013

Apakah Kita Akan Menjadi "Mary Clarence" Selanjutnya ? (Selasa, 3 Januari 2012)


          Malem ini gue cuma berduaan aja sama Nyokap. Apa pasal ? Bokap ke RS, karena tiba2 Ompung gue sakit (get well soon Pung), dan kedua Abang gue belom pada pulang. Akhirnya gue buka TV untuk nonton. Sebenernya gue lagi banyak tugas. Tadi di kampus gue udah me-list-kan tugas2 yang harus gue kerjakan di rumah. Setelah sampe rumah, rencananya mau tidur karena ngantuk parah. Eh, karena gak ada yang jaga rumah, terpaksa gue nonton TV. Herannya, kalo nonton TV jadi gak ngantuk ya. Tapi kalo ngerjain tugas kok ngantuk ??? Hahaha,, Udah tahun 2012 masih bad behave aja :-P

          Gue nonton Sister Act. Jujur, ini pertama kalinya gue nonton film ini secara lengkap. Haha,, Padahal ini film udah keluar waktu umur gue 2 tahun. Ckckc... Kemana aja ya gue selama 1992 - 2011 ??? Gue tau kalo lagu "I Will Follow Him" emang jadi soundtract-nya fiilm ini. Gue juga tau ada wanita kulit hitam dan berambut lebat yang jadi tokoh utamanya, tapi gue gak tau gimana jalan cerita secara lengkapnya. Haha,, Gue emang bukan tukang nonton, jadi jangan ngobrolin tentang film2 ke gue ye. Anda ngomong, saya bengong. Hihi,,

          Sekilas tentang Sister Act, ada seorang Penyanyi Bar bernama Delores Van Cartier. Wanita berkulit hitam ini pacaran sama Vince LaRosa, si Raja Mafia. Bukan pacaran sih, "selingkuhan" tepatnya, karena si Vince udah punya istri. Karena si Delores ini melihat aksi pembunuhan yang dilakukan oleh Vince dan kedua rekannya (Willy dan Joey) kepada seseorang bawahannya Vince (kalo gak salah sih supirnya Vince), terus si Delores ini jadi buronannya Vince. Delores mau dibunuh, tapi dia berhasil melarikan diri dan ngadu ke kantor polisi.

           Terus si polisi ini minta lebih banyak info lagi tentang Vince dari Delores, karena Vince udah jadi buronan selama 18 bulan. Ditambah lagi status Delores sebagai kekasihnya Vince, secara otomatis pasti informasi dari Delores lebih akurat. Tapi Delores gak mau, dia takut dibunuh sama Vince kalo ketauan sebagai Saksi. Nah, polisi ini pinter, dia menyembunyikan Delores di Biara Saint Catherine selama proses pencarian data sebelum persidangan (Delores jadi saksi untuk diwawancara), jadi Vince gak akan menemukan Delores.

            Delores menolak banget waktu dia mau disuruh tinggal di biara, tapi akhirnya Delores mau karena terpaksa. Di biara, Delores cuma berdoa, beribadah, bersihin tanaman, bersihin biara (nyuci piring, nyuci mobil, sikatin lantai, bersihin coretan2 di tembok biara), tidur di kamar yang sangat sederhana (gak ada TV, radio, telepon), pake jubah Suster yang "gak banget" menurut dia. Lingkungan baru ini sangat membuat Delores gak nyaman. Ya iya lah, 180 derajat bedanya. Yang tadinya hidup dalam gemerlapnya malam disertai dengan hingar-bingarnya klub malam, malah jadi suster yang kerjaannya merenung dalam kesepian dan beribadah. Aduh, gak banget deh ! Delores juga mengucapkan Sumpah Suster dan resmi menjadi suster, tapi dengan sangat terpaksa.

            Sister Mary Clarence, itulah sebutannya Delores di dalam biara. Selain penampilan, namanya juga harus berubah, karena tujuannya adalah penyamaran. Saat berkumpul dengan suster2 lainnya, Delores ditanya ini-itu, "Kamu pindah dari biara mana ?", "Sejak kapan kamu mendapat "panggilan" ini ?". Delores bingung dan akhirnya berbohong. Gimana dia mau jawab "Sejak kapan kamu mendapat "panggilan" ini ?", kan dia Penyanyi di Moonlight Lounge di Reno Lounge, sejenis tempat judi merangkap tempat pelacuran dan klub malam (Three in One banget itu fungsinya). Haha,,

           Di biara, Delores sahabatan sama Mary Robert (si gadis mungil, cantik, pendiam, suaranya gak adapower-nya waktu paduan suara tapi setelah dilatih ternyata suaranya bagus mampus) dan Mary Patrick (si gadis gemuk, yang punya suara Super2 Sopran, tinggi bener cuy). Awal perubahan kehidupan dan sikap Delores dari Paduan Suara itu. Sister Mary Lazuras sebagai conductor paduan suara itu menyuruh Delores melatih suster2 yang tergabung dalam Tim Paduan Suara untuk bernyanyi dengan benar. Delores masuk Tim Padus bukan karena keinginannya, tapi karena disuruh Suster Kepala (ini hukuman Delores karena keluar dari biara dan pergi ke Moonlight Lounge, jadi kegiatan Delores dibatasi cuma di Tim Paduan Suara aja).

           Delores melahirkan Tim Paduan Suara yang sangat merdu. Ia merubah konsep Paduan Suara yang kalem2 aja, jadi bersemangat. Ini bertolak belakang dengan pandangan Gereja Katolik yang lebih suka dengan Penyembahan yang sederhana, gak terlalu heboh. Makanya Suster Kepala gak setuju kalo Delores tetep jadi pelatihnya, tapi Uskup dan suster2 lainnya setuju sama Delores kalau Paduan Suara itu harus lebih heboh, gak hanya sekedar nyanyi tapi membuat orang bahagia dan turut memuji Tuhan Yesus.

           Paduan Suara ini menarik perhatian banyak orang, dan setiap minggunya semakin banyak jemaat gereja yang ke gereja untuk beribadah dan memberikan persembahan. Biara itu juga punya kegiatan baru, yaitu Pengabdian Masyarakat. Mereka menjadi bersahabat dan merangkul semua penduduk di sekitar dengan membersihkan gedung yang tak terpakai, membangun taman bermain, dan lainnya. Kemajuan yang diraih biara ini diliput oleh media sehingga Paus mau berkunjung ke sana. Biara ini pun tidak jadi ditutup karena sudah banyak yang menyumbangkan uangnya dan menjadi anggota jemaatnya.

           Saat Paus mau dateng untuk melihat Tim Paduan Suara ini, Delores berhasil ditangkap oleh Vince dan kawanannya. Tapi Delores berhasil diselamatkan oleh seluruh suster di biara itu dan polisi, tentunya. Vince dan kawanannya ditangkap, mereka tidak tega membunuh Delores yang sekarang sudah menjadi biarawati. Sepertinya ada larangan bagi orang Katolik untuk membunuh biarawati, dosa besar lah kalo bunuh orang. Paus berkunjung dan Tim Paduan Suara yang dipimpin oleh Delores memberikan persembahan pujian yang terindah. Lagu "I Will Follow Him" menutup film keren itu. Selanjutnya ??? Delores tetap  mengabdi sebagai Pelayan Tuhan meskipun awalnya dia hanya sebagai biarawati palsu yang dilindungi demi kepentingan hukum.

           Manusia gak akan tau, mengenai kapan, dimana dan bagaimana ia dipakai oleh Tuhan sebagai alat yang dapat memuliakan nama-Nya. Tapi manusia harus sadar kalo Tuhan bisa mengubah hidup manusia kapan aja Tuhan mau. Seorang penyanyi bar yang "gak banget" secara moral, bisa jadi biarawati yang membawa banyak perubahan positif bagi orang2 disekitarnya. Nah, apakah kita akan menjadi Mari Clarence atau tetap menjadi Delores ? Silahkan dijawab masing2. Intinya, tidak ada kata terlambat untuk bertobat. Mumpung masih awal tahun baru nih, boleh donk kita bikin komitmen pada diri sendiri untuk berubah ? Tiap saat manusia memang mengalami perubahan, tapi harus mengalami perubahan yang positif.

Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati.



Notes :
Hasil copy paste dari Notes di Facebook "Windy Sitinjak" dengan judul "Apakah Kita Akan Menjadi "Mary Clarence" Selanjutnya ? (Selasa, 3 Januari 2012) oleh Windy Sitinjak (Catatan) pada 3 Januari 2012 pukul 23:00"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar