Sabtu, 18 Mei 2013

It's About Love


Cinta itu lucu.

          Karena ketika kamu jatuh cinta, kamu sering merasakan dua emosi yang berbeda di masa yang sama. Kamu akan menangis dan tersenyum di waktu yang sama. Kamu akan merasakan benci dan rindu di saat yang sama. Kamu akan merasakan kesal dan kagum di momen yang sama. Dan kamu akan merasakan marah dan iba di tempo yang sama.

          Galau. Mungkin itu kata yang tepat bagi proses terjadinya dua kondisi psikis yang bertentangan di waktu yang bersamaan. Galau yang bisa membuat individu menjadi tidak enak makan, tidak nyenyak tidur, dan tidak nyaman dalam melakukan apapun. Galau yang membuat hari-hari cerah menjadi mendung. Galau yang menelan senyum mengembang dan merubahnya menjadi sepasang bibir yang mengatup kaku. Galau yang meredupkan sinar mata cemerlang dan menggantinya menjadi mata yang sayu dan layu. Galau yang melenyapkan tawa bahagia dan menggantinya menjadi isak tangis. Ya, kegalauan cinta bagaikan awan hitam yang menyelimuti matahari terang lalu dengan perlahan mengubah bumi menjadi remang-remang dan akhirnya gelap.



Cinta itu unik.

          Karena ketika kamu jatuh cinta, mau tidak mau, kamu akan menjadi seseorang yang lain. Menjadi seseorang yang bukan dirimu sebenarnya, menunjukkan karakter lain yang tidak ada di dalam dirimu, dan menunjukkan perilaku yang tidak pernah kamu tunjukkan selama hidupmu. Kamu akan berusaha tampil sempurna di hadapan cintamu dan kamu akan menjadi pribadi yang baru di muka lawan jenismu. Kamu akan cenderung mengiyakan keinginan pasanganmu dan bertindak seperti yang diingini oleh sang kekasih.

          Ketika kamu jatuh cinta, kamu memang harus tetap menunjukkan dirimu yang sebenarnya, agar pasanganmu mengenal siapa sebenarnya dirimu dan menerima kamu apa adanya. Memang, kamu akan berusaha tampil sempurna, tetapi kamu tidak harus menjadi orang lain untuk menjadi sempurna, karena tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Untuk mendapatkan cinta dari pasanganmu, kamu tidak perlu menjadi pribadi lain dan menjadi orang yang diinginkan oleh pasanganmu. Tetapi yang kamu perlukan adalah perubahan positif di dalam kehidupanmu. Tanpa kamu sadari, kamu telah berubah demi pasanganmu, dan tidak mengapa bila perubahan itu merupakan suatu hal yang positif bagimu dan bagi pasanganmu. Namun, perubahan positif itu tidak boleh bersifat sementara, karena hal ini akan mendukung kehidupan cintamu dengan pasanganmu.



Cinta itu mengagumkan.

          Karena ketika kamu jatuh cinta, kamu seolah sudah menelan ribuan pil dopping yang membuatmu semangat tiada henti. Kamu akan kuat menjalani hari beratmu karena kamu sudah mendapatkan dukungan dan doa yang selalu mengalir dari pasanganmu. Kamu selalu ingin memberikan yang terbaik bagi pasanganmu, dan kamu akan menopang pasanganmu yang sedang terjatuh untuk kemudian bangkit berjalan bersamamu.

          Kamu akan mengesampingkan ke“aku”anmu demi kehidupan “kita”. Kamu tidak lagi berfokus pada 1 individu, tetapi kepada 2 kepala. Kamu tidak hanya mempertimbangkan perasaanmu, tetapi juga akan memikirkan perasaannya. Kamu tidak lagi peduli dengan hatimu yang terluka ketika kata “maaf” sudah diucapkan dengan tulus dan tidak ada kesalahan yang serupa terjadi untuk kedua kalinya. Kamu tidak akan rela melukai perasaannya dan akan berkorban untuknya. Dan yang terpenting, kamu akan tetap peduli kepadanya meski sedetik yang lalu ia telah membuatmu marah sampai pada titik klimaks.


That is love.

Sabtu, 11 Mei 2013

Sahabat Bagiku



          Sahabat adalah hasil Seleksi Alam. Dia menjadi pemenang dalam Tahap Seleksi pada Masa Perkenalan dan Masa Pertemanan. Sehingga pada akhirnya ia berhasil keluar menjadi pemenang dan menjadi sahabat sejati.

           Ia tercipta dari kolaborasi antara chemistry dan komunikasi. Ketika kita memiliki chemistry atau rasa ketertarikan yang teramat sangat bagaikan Kutub Utara yang bertemu dengan Kutub Selatan, ditambah adanya komunikasi yang lancar di antara kita dan sahabat, maka seorang sahabat itu pun akan menemani langkah kaki kita.

          Sahabat bukanlah Rekan Bisnis yang hanya kita hampiri ketika kita memiliki suatu tujuan tertentu untuk bersimbiosis mutualisme dan hanya membicarakan hal-hal penting kepadanya. Tetapi sahabat adalah tempat dimana kita mengungkapkan segala sesuatu, mulai dari hal-hal yang penting, bahkan sampai kepada hal-hal yang tidak penting sama sekali.

          Sahabat tidak hanya menyediakan mulut dan suaranya untuk tertawa menggelegar bersama kita, berbagi kisah lucu dan menarik yang sangat berkesan. Tetapi ia juga menyedikan bahunya untuk sandaran kita dan tangannya untuk memeluk kita. Bahkan air matanya ikut menetes ketika mata kita sudah tidak lagi sanggup menampung genangan air luka.

          Ia tidak hanya menaruh kedua tangannya di pinggul dan meluapkan amarah di saat kita melakukan kesalahan, tetapi ia juga melipat tangannya di depan dadanya untuk mendoakan kita agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

          Sahabat tidak hanya mampu membaca ungkapan kata yang terlihat oleh mata telanjang, tetapi juga bisa menebak makna di balik isyarat yang kasat mata. Karena ia bisa membaca dengan hati, tidak hanya dengan mata. Ia bisa merasakan dengan jiwa, bukan dengan sekedar panca indera.

          Sahabat bukanlah teman yang setia di saat kita sedang berhasil, tetapi seorang penopang di saat kita sedang jatuh. Ia tidak meninggalkan kita yang sedang terpuruk, karena ia tidak ingin kita menderita. Ia akan menangis terharu ketika kita berada di titik puncak, dan ia akan menangis pilu ketika kita berada di titik nadir.

          Sahabat bukanlah dia yang membujuk kita agar berjalan di dalam hutan belantara dan membawa kita ke dunia yang kelam. Tetapi dia yang membopong kita untuk keluar dari hutan belantara menuju ke sungai terang.

          Sahabat bukanlah dia yang berkata-kata manis untuk selalu membuat kita senang, tetapi dia yang mengungkapkan kepahitan agar kita sadar akan kondisi yang sebenarnya. Ia akan mengungkapkan kebenaran meskipun terasa getir.

          Sahabat tidak hanya mendorong kita untuk maju ke medan perang, berani bersaing dengan dunia luar, berjalan memimpin di depan. Tetapi ia juga ada di samping kita, maju berperang bersama kita untuk menghadapi kehidupan yang sering kali tidak menentu.

          Sahabat tidak hanya berfungsi sebagai tempat sampah bagi perkara kehidupan, tetapi juga menjadi sarana terapi psikis dalam bentuk canda tawa dan motivasi. Dia mengajari kita banyak hal mengenai cara menanggulangi masalah, cara bersikap, dan pembentukan pola pikir. Ia memperluas pengetahuan yang sempit dan berharap bahwa kita akan mengembangkan sayap serta terbang bersamanya.

           Sahabat tidak hanya sekedar memberikan pendapatnya terhadap permasalahan kita, tetapi ia juga turut membentuk karakter kita. Dia melihat sisi lain dari diri kita yang sebenarnya kita pun tidak tahu. Kemudian ia memberitahu apa yang ia lihat pada diri kita sehingga kita semakin mengenal diri kita sendiri.

          Sahabat adalah tempat berbagi kisah dan tempat merajut kisah. Dia seperti kumpulan kertas lukis yang kita warnai dengan kisah hidup kita. Tetapi di sisi lain, sesungguhnya ia sudah memiliki lukisan indah di lembar sebelumnya. Sehingga jika kita buka sejak lembar pertama sampai lembar terakhir, kita akan melihat kumpulan lukisan kehidupan indah antara kita dan sahabat kita.

Jumat, 10 Mei 2013

Karena Kita SATU di dalam DIA (Senin, 25 Maret 2013)



            Kehidupan manusia seperti panggung sandiwara, setiap orang memiliki perannya masing-masing. Apapun peran itu, besar atau kecil, penting atau tidak penting, spesial atau biasa saja, semua peran pasti memiliki nilainya masing-masing. Setiap peran adalah berharga, meskipun peran itu kecil dan tidak spesial.

            Jika kita melihat televisi, banyak sandiwara kehidupan di sana, ada yang diangkat dari kisah nyata, ada yang dibuat dari 100 % imajinasi, bahkan ada yang campuran antara kisah nyata dan imajinasi. Tujuan dibuatnya film itu juga berbagai macam, ada yang dibuat untuk menyorot kehidupan masyarakat marjinal, ada yang bertujuan untuk mengkampanyekan suatu gerakan atau suatu partai politik, ada yang bertujuan untuk menaikkan ratting stasiun televisi yang menayangan film tersebut karena film itu diminati masyarakat (meskipun filmnya buruk dan tidak memiliki nilai moral), atau bahkan ada film yang dibuat untuk menggambarkan kondisi suatu negara (peperangan untuk merebut kemerdekaan, keterpurukan ekonomi dan keamanan, serta berbagai macam lainnya).

            Kembali ke masalah peran di dalam sebuah film, mari kita lihat peran sebagai stuntman (pemeran pengganti). Seperti yang kita ketahui, pada film action yang memiliki adegan pemukulan, pembunuhan, atau berbagai adegan yang bertujuan untuk mencelakakan peran utama, kehadiran stuntman sangat dibutuhkan. Jika tidak ada stuntman, maka pemeran utama (orang yang mendapatkan peran yang sangat penting dan spesial) akan benar-benar celaka (luka ringan, luka berat, patah tulang, atau bahkan menyebabkan kematian). Meski peran sebagai stuntman sering dipandang sebelah mata atau bahkan tidak dianggap sama sekali karena posisinya sebagai orang yang dilecehkan dan dijajah, tetapi sesungguhnya peran sebagaistuntman merupakan hal yang sangat penting dan besar.

            Contoh lain ialah pemeran figuran. Mungkin mereka hanya sekedar lewat di belakang pemeran utama, tetapi peran mereka mendukung situasi yang dibangun pada film tersebut. Untuk menunjukkan keramaian di suatu tempat agar terlihat natural atau tidak kaku dan tidak terlihat bila sedang shooting film, sutradara membutuhkan banyak pemeran figuran yang pekerjaannya hanya lewat-lewat tidak beraturan di belakang pemeran utama saat mereka saling berdialog. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa pemeran pembantu atau pemeran figuran sesungguhnya mendukung peran dari pemeran utama. Sehingga secara tidak langsung, peran figuran sesungguhnya juga mendukung nilai positif yang dibangun dari film tersebut.

            Hal yang kecil tidak selamanya benar-benar dianggap kecil dan bernilai kecil. Bahkan di dalam Amsal 6 : 6 (Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak), Tuhan menggunakan semut sebagai hewan yang sangat kecil untuk menjadi contoh bagi para manusia yang malas. Memang pada kenyataannya bahwa semut merupakan hewan kecil yang rajin dan bisa saling bekerjasama dengan kawanannya untuk mengangkut berbagai makanan. Dan dalam Markus 10 : 14 (Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka : “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah”), Tuhan berkata bahwa anak-anak kecil adalah yang empunya Kerajaan Allah. Memang pada kenyataannya bahwa anak kecil adalah mereka yang polos dan belum mengenal dosa (meskipun memiliki dosa keturunan dari Adam dan Hawa), belum terkontaminasi oleh lingkungan yang buruk dan belum belajar untuk melawan Tuhan karena mementingkan keegoisannya sendiri.

            Kembali ke masalah peran, kecil atau besar, special atau tidak spesial, setiap peran memiliki fungsinya masing-masing. Fungsi-fungsi tersebut tidak bisa digantikan oleh fungsi lainnya, bahkan fungsi-fungsi tersebut mendukung fungsi yang lainnya. Bila diibaratkan seperti puzzle, satu potong puzzle memiliki tempatnya tersendiri, tempat yang tidak bisa digantikan oleh potongan yang lainnya, tempat yang tidak akan indah dan tidak akan cocok bila digantikan oleh potongan yang lainnya. Dan bila tempat itu tetap kosong karena satu potong puzzle tersebut hilang, maka kita tidak akan bisa melihat keindahan puzzle secara keseluruhan. Sama seperti puzzle, peran juga memiliki tempat tersendiri yang tidak bisa digantikan oleh peran lainnya dan tidak akan lengkap bila satu peran batal bermain. Puzzle tersebut akan indah bila semua peran bermain dengan sangat rapih di bagiannya masing-masing. Puzzle tersebut juga akan sangat memukau bila tidak ada peran yang batal bermain dan hilang entah kemana.

            Kita, satu di dalam Kristus. Anggap saja, Kristus adalah kerangka puzzle dan kita adalah potongan-potongan puzzle-nya. Kristus sebagai kerangka puzzle, yakni tempat bagi potongan-potongan puzzle disusun dengan rapih untuk membentuk gambar puzzle yang utuh. Jika masing-masing dari kita memainkan peran kita dengan sangat rapih dan teratur, maka kita akan terlihat elok. Bila kita mau berlatih dengan tekun dan bekerjasama untuk memposisikan diri sesuai dengan peran kita masing-masing, maka Tuhan akan dipermuliakan atas apa yang kita lakukan. Bukan dengan kekuatan kita, bukan dengan kemampuan kita, bukan dengan kepintaran kita, bukan dengan kemahiran kita melainkan hanya karena anugerah dan kebaikan Tuhan yang mengizinkan kita untuk berkarya bagi Dia.

Semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati.





Notes :
Hasil copy paste dari Notes di Facebook "Windy Sitinjak" dengan judul "Karena Kita SATU di dalam DIA (Senin, 25 Maret 2013) oleh Windy Sitinjak (Catatan) pada 25 Maret 2013 pukul 11:24"

Apa Arti dan Tujuan Hidupmu ? (Minggu, 3 Maret 2013)



          Sekitar pertengahan Januari 2013 saya menerima SMS dari teman saya, kami satu gereja. SMS itu berisi, “Win, apa arti hidup menurut lo ?”. Saya sangat terkejut membacanya. Mengapa dia tiba-tiba mengirimkan SMS seperti itu ? Jujur saja, kami sudah lama tidak pernah berkomunikasi melalui SMS karena kami sibuk dengan dunia kami masing-masing. Dulu kami memang pernah saling bertukar cerita, tapi itu sekitar 5 tahun yang lalu. Berhubung saya sedang repot mengerjakan urusan dapur karena saudara-saudara saya sedang berkunjung ke rumah, saya membaca SMS tersebut setelah SMS tersebut nganggurselama 1 jam di HP saya.

          Setelah membaca SMS itu, saya langsung negative thinking, “Apa yang sedang terjadi dengan makhluk ini ? Apakah dia sedang mendapatkan masalah besar ? Ataukah dia sedang mengalami krisis kepercayaan kepada Tuhan ? Karena akhir-akhir ini status Facebooknya berisi tentang kekecewaan terhadap kehidupan, ditambah sedikit kekecewaan terhadap Tuhan. Jadi khawatir, ini anak kenapa ya ?”.

          Beberapa bulan yang lalu, tepatnya di akhir tahun 2012, tanpa sengaja saya membaca status Facebook teman saya yang muncul di Home Facebook saya. Jadi wajar apabila saya berkunjung ke akun Facebooknya dan membaca statusnya yang lain. Lalu saya memberikan pengertian dan saran dari sebuah status Facebooknya yang berisi tentang kekecewaan terhadap kehidupan, tetapi dia seperti masih belum puas dengan jawaban saya. Dia terus bertanya dengan sikap ketidak-percayaannya seolah dia meragukan pekerjaan Tuhan di dalam hidupnya. Saya juga langsung mengirimkan SMS setelah membaca status Facebook itu, “Lo kenapa ? Butuh bantuan ? Butuh tempat sharing ? Cerita aja ke gue, siapa tau gue bisa bantu.”. Namun dia tidak membalas SMS saya. Saya pun tidak memaksa dirinya untuk bercerita mengenai kondisinya yang membuat saya khawatir. Hingga pada akhirnya dia mengirimkan SMS yang mencengangkan pada malam hari di pertengahan Januari tersebut.

          Akhirnya saya merespon SMSnya malam itu, “Kenapa tiba-tiba lo tanya kayak gituan ? Arti hidup menurut gue itu banyak banget. Gue males ngetik SMS, gue telepon lo aje ye.”. Dan akhirnya saya menelepon dia. Berhubung sinyal saya terganggu, dia malah berbalik menelpon saya. Ya, kami saling bertukar cerita selama 2 jam, saling gantian membuang pulsa untuk menelepon. Untung kami menggunakan provider yang sama, jadi tidak terlalu mahal.

          “Sebenernya arti hidup itu banyak bangetKalo gue gak hidup, gue gak akan tau arti persahabatan yang sebenernya, karena sekarang gue lagi ngerasain pengalaman persahabatan yang sangat “wah” semenjak kuliah. Kalo gue gak hidup, gue gak akan bisa mengalami kayak gimana rasanya bahagia, sedih, kecewa, emosi. Gue pernah baca sajak, entah dimana, gue lupa, gue juga cuma hapal satu baris. Isinya gini, “Aku meminta segala sesuatu kepada Tuhan agar aku dapat menikmati kehidupan. Tetapi Tuhan memberikan kehidupan agar aku dapat menikmati segala sesuatu.”. Dan satu lagi, lo harus tau, gue pernah baca sejenis berita di Facebook tentang orang-orang pengidap penyakit Kanker. Kasihan mereka. Mereka masih pengen hidup tapi gak bisa karena kena Kanker. Mereka bilang, “Life for us”, itu yang bikin gue sedih. Kita yang masih hidup, pengen mati karena banyak masalah yang mungkin hanya sepele. Tapi mereka yangpunya masalah besar malah masih pengen hidup. Makanya mereka bilang, “Life for us”. Artinya, kalo emangkita orang-orang yang masih hidup malah pengen mati, lebih baik kita tetep hidup demi mereka. Kita harus menghargai hidup untuk mereka. Jadi arti hidup itu banyak banget donk. Emang kenapa sih lo tanya-tanya itu ?”, respon saya di telepon.

          “Ya enggak, gue cuma mau tau aja. Gue tanyain ini ke semua temen-temen gue kokCuma mautau aja menurut banyak orang, ngumpulin banyak referensi boleh donk ? Hehehe…”, jawab teman saya dengan santai.

          Bila dinilai dari intonasi suaranya, kondisi teman saya ini baik-baik saja, tidak seperti status Facebooknya yang mengisyaratkan kekecewaan tentang kehidupan atau tidak terlalu mengkhawatirkan seperti SMS yang dia kirim malam itu. Namun saya merasakan bahwa dia belum mau terbuka secara jujur kepada saya mengenai problem yang ia alami. Tidak apa, saya menghargai privacy-nya dan saya tidak akan memaksa dirinya untuk bercerita. Yang penting, dia masih tetap percaya pada Tuhan Yesus. Hal ini terbukti dari salah satu kalimat yang ia lontarkan dengan tegas dan lugas, “Apapun yang terjadi, gue tetep Pengikut Kristus yang sejati kok. Gue kan cinta sama Yesus.”. Fiuuuhhh,, Tenanglah hatiku.

          Karena saya penasaran dengan sepotong sajak yang pernah saya sebutkan kepada teman saya, maka saya mencarinya di Google. Inilah sajak tersebut dalam versi yang lengkap :

Doa'ku Telah Terjawab

Aku meminta kekuatan agar aku mendapat, Dia memberi kelemahan agar aku taat.
Aku meminta kesehatan agar aku bisa mengerjakan yang lebih besar, Dia memberi anugerah agar aku mengerjakan yang lebih baik.
Aku meminta kekayaan agar aku bahagia, Dia memberi kekurangan agar aku bijaksana.
Aku meminta kuasa agar dipuja sesama, Dia membuat aku lemah agar aku bergantung kepada-Nya.
Aku meminta segala sesuatu agar dapat menikmati kehidupan, Dia memberi kehidupan agar aku menikmati segala sesuatu.
Aku tidak selalu memperoleh apa yang aku minta, tetapi doaku selalu dijawab-Nya.

          Kembali ke pokok bahasan kita mengenai arti dan tujuan kehidupan. Sebenernya hidup itu nikmat. Buktinya Tuhan memberikan kehidupan supaya kita dapat menikmati segala sesuatu yang telah Tuhan ciptakan. Langit yang indah, udara yang sejuk, matahari yang hangat di waktu pagi, bulan dan bintang yang cantik di waktu malam, tanaman yang meneduhkan mata dan menyejukkan udara, tanah yang subur dan dapat menghasilkan berbagai jenis tanaman, air yang memiliki banyak manfaat, teknologi canggih yang membantu manusia melakukan aktifitas, flora dan fauna yang beraneka ragam sebagai objek penelitian untuk perkembangan ilmu pengetahuan maupun sebagai sumber makanan manusia, orang-orang yang mengasihi kita, tubuh dan otak manusia yang kompleks, antariksa yang indah dan menakjubkan, serta masih banyak lagi. Karena itu, kita harus bersyukur atas semua pemberian Tuhan, yakni kehidupan.

          Karena pada malam itu saya tidak terlalu banyak mendefinisikan arti kehidupan kepada teman saya akibat dari tubuh dan otak saya terlalu lelah untuk berpikir setelah menyelesaikan urusan dapur, sejak saat itu pun saya mulai berfikir dan mulai mencari referensi di internet mengenai arti dan tujuan dari kehidupan. Ya, banyak orang yang masih belum jelas mengenai apakah arti hidupnya, mungkin termasuk saya. Terkadang saya hidup hanya sebagai suatu rutinitas dan terkesan pasrah oleh Garis Kehidupan yang telah Tuhan tentukan tanpa menelaah lebih dalam lagi bahwa sebenarnya kehidupan saya ini sangat berarti.

          Sewaktu SMA, saya memang pernah bergumul dengan diri sendiri, “Semua manusia dilahirkan ke dunia, tapi ujung-ujungnya semua manusia akan mati, entah kapan pun kematian itu akan menjemput. Terus, ngapain sih manusia harus hidup ? Toh juga ujung-ujungnya akan mati. Buat apa sih kehidupan itu ?”. Saya pun menjawab pertanyaan diri sendiri, “Di Kitab Kejadian kan Tuhan menyuruh manusia untuk memelihara bumi, gak cuma memanfaatkan atau bahkan mengeksploitasi bumi. Itu salah satu tujuan hidup manusia. Kalo bukan manusia yang merawat bumi, terus siapa lagi ? Kan cuma manusia yang punya akal, budi dan nurani untuk melestarikan bumi. Makanya di Kitab Kejadian itu manusia disuruh beranak-cucu dan bertambah banyak serta penuhilah bumi. Ditambah lagi, orang-orang bilang, manusia itu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yaaa,, meski gak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Manusia dikatakan paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan yang lain karena hanya manusia yang memiliki akal, budi dan nurani. Sedangkan hewan hanya memiliki insting. Manusia juga diciptakan “serupa” dengan Allah,sama-sama punya kekuatan dan kekuasaan, meskipun terbatas. Akal, budi, nurani, kekuatan dan kekuasaan itulah yang bisa dipakai manusia untuk melestarikan bumi dan isinya. Tapi apa cuma itu tujuan hidup manusia ? Untuk melestarikan bumi dan isinya aja ?”. Saya pun menghentikan logika saya untuk mengeksplorasi iman diri sendiri karena saya harus memikirkan tugas sekolah untuk esok hari.

          Manusia memang hidup untuk melestarikan bumi serta isinya. Tetapi tidak hanya itu saja, manusia juga harus berkarya selama ia hidup di dalam dunia. Lalu, apakah karya yang harus manusia perbuat ? Hanya membuat sebuah inovasi yang berguna bagi penduduk dunia ? Tidak hanya itu saja. Allah memang mengaruniakan otak yang sangat luar biasa kepada semua manusia. Tetapi hal itu tidak akan berharga bila pada akhirnya manusia tersebut hanya memuliakan dirinya sendiri dan tidak memuliakan Allah. Karya yang kita perbuat haruslah dapat memuliakan Allah. Inovasi yang kita buat memang bisa saja tidak selalu berkaitan dengan kemuliaan Allah, misalnya membuat inovasi terbaru mengenai Aplikasi Alkitab yang dapat di-download oleh seluruh smart phone sehingga memudahkan pengguna smart phone dalam membaca Alkitab dan bersekutu dengan Allah. Atau kamampuan kita untuk menciptakan lagu rohani sebagai sarana penyembahan kepada Allah. Tetapi kerendahan hati saat kita dipuji juga penting, dimana kita memposisikan diri sebagai orang yang lemah dan tidak akan berhasil jika Tuhan tidak menuntun kita. Kita berdiri bukan karena kuat dan gagah kita, tetapi hanya karena anugerah dari Allah semata.

          Dalam kehidupan, manusia memiliki makna dan tujuan serta tanggung jawab dalam menjalani kehidupan. Manusia dapat mencapai tujuan kehidupan bila mengetahui dan mendalami mengenai makna kehidupannya serta bertanggungjawab di dalam kehidupannya. Untuk mengerti mengenai arti dan tujuan hidup, kita dapat membacanya di dalam beberapa artikel yang saya temukan di mesin pencari Google yaitu :

          Kita juga dapat menemukan apakah “arti kehidupan” di dalam beberapa lagu seperti di bawah ini :
1. Arti Hidupku (http://www.youtube.com/watch?v=njHLg2P6wds. Arti Hidupku SoliDEO Family) 
I.
Tiap hari lepas tiap hari dengan rasa berat hati. Hidup yang penuh arti ini mengapa jadi begini ?
Marilah tetap berdiri menghadapi hidup ini. Kuasa dan tujuan hidup ini dari iman dan kasih.
Reff  :
Hidup bukan kar’na hari, hidup hanya kar’na arti. Bebas dari segala dosa itulah arti hidupku. Arti hidupku.

2. Tiada Lebih Indah
I.
Tiada lebih indah ku melayani Yesus. Walau pun susah dan sukar jalan-Nya.
Tak'kan aku mundur seb'lum berakhir hidupku. Kar’na ku tahu apa arti hidupku.
II.
Terindah dalamku telah aku tinggalkan. Terkasih dalamku rela ku lepaskan.
Asal hati Yesus merasa s’nang selamanya. Kar’na aku tahu apa arti hidupku.
Reff :
Ku melayani Yesus. Itu telebih dari semua. Ku melayani Yesus. Itu lebih manis dari semua.

          Dari ketiga artikel dan kedua lagu tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa inti dari kehidupan kita sebagai Umat Kristiani adalah melayani dan memuliakan Allah. Arti dari kehidupan Orang Percaya ialah bebas dari dosa. Karena manusia sudah ditebus oleh Darah Kristus dan sudah menjadi milik Kristusmaka kita menjadi Manusia Baru yang hidup baru di dalam Kristus. Manusia yang sudah hidup baru selalu ingin melayani Yesus dan cenderung menjauhkan diri dari dosa. Dengan demikian tujuan hidupnya hanyalah memuliakan Allah.

          Lalu, bagaimana cara kita untuk dapat memuliakan Allah ?

          Muliakanlah Allah dengan segala sesuatu yang kita miliki (bakat/kemampuan, ide/pemikiran, kedudukan/jabatan, harta, tenaga, waktu, status, atau apapun). Jika kita adalah orang yang berasal dari Kelas Ekonomi Atas, kita bisa memberikan Sumbangan Kasih kepada masyarakat yang membutuhkan. Jika kita memiliki talenta untuk menyanyi dan bermain musik, kita bisa mengikuti pelayan di gereja. Jika kita dianugerahkan kedudukan yang tinggi dalam sebuah perusahaan, maka lakukanlah yang terbaik, jangan menyalahgunakan wewenang dan kekuasaan. Jadilah pemimpin yang rela melayani, bukan pemimpin yang gemar menjajah karyawannya. Yang paling penting ialah, kita mempersembahkan tubuh kita kepada Allah seperti yang tertulis dalam Roma 12 : 1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”. Kita hanya menghambakan tubuh kita hanya kepada Allah, bukan kepada illah lain.

          Untuk memuliakan Allah, kita harus berprinsip Kristosentris, yakni menjadikan Kristus sebagai pusat kehidupan. Kristus sebagai Anak Allah merupakan jembatan bagi manusia untuk menuju kepada Allah Bapa seperti yang tertulis dalam Yohanes 14 : 6 (Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.). Kita juga harus menjadikan Allah Bapa sebagai the one and only seperti Titah Pertama pada 10 Perintah Allah yang tertulis dalam Keluaran 20 : 2-3, “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”.

          Prinsip Kristosentris juga tertulis dalam Filipi 1 : 21 (Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.) dan Filipi 3 : 7-8 (Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.).

          Jika kita menjadikan Allah Tritunggal sebagai dasar iman dan pedoman hidup, maka kita akan mengerti arti dan tujuan hidup kita di dunia ini. Karena jika kita mencintai Allah Tritunggal, maka kita akan mematuhi semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Kita akan mengasihi sesama kita karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita. Kita akan memberikan yang terbaik bagi Allah dan sesama jika kita bersatu dengan Allah.

          Jika kita hidup di dalam Allah, kita akan berbuah banyak seperti yang tertulis dalam Yohanes 15 : 1-8 (“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.).

          Hidup akan lebih hidup jika kita dapat menghidupi orang lain, membantu orang lain, menjadi inspirasi bagi orang lain dan memberikan semangat kepada orang lain. Hidup akan lebih hidup bila kita menjadi kehidupan bagi sesama, menjadi garam dan terang bagi sesama, menjadi penuntun bagi sesama dan menjadi jawaban atas permasalahan sesama. Hidup akan lebih hidup jika kita hidup di dalam Yesus dan menjadi saluran berkat bagi sesama.

Semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati.






Notes :
Hasil copy paste dari Notes di Facebook "Windy Sitinjak" dengan judul "Apa Arti dan Tujuan Hidupmu ? (Minggu, 3 Maret 2013) oleh Windy Sitinjak (Catatan) pada 3 Maret 2013 pukul 9:17"

Sebuah Refleksi Tentang Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan (Senin, 31 Desember 2012)



            “Yesterday is a past, today is a present, tomorrow is a future”, kalimat ini sangat menarik hati saya. Jika dialihbahasakan menjadi, ”kemarin adalah masa lalu, hari ini adalah masa kini, besok adalah masa depan”. Masa lalu akan menjadi kenangan, masa kini adalah anugerah, dan masa depan adalah harapan.


           Dalam kamus, kata present tidak hanya diartikan sebagai “masa kini”, tetapi juga sebagai “hadiah”. Mengapa “hari ini” dikatakan sebagai sebuah hadiah atau anugerah ? Kehidupan merupakan anugerah dari Maha Kuasa. Demikian juga dengan waktu, sama seperti kehidupan, diberikan secara cuma-cuma oleh Sang Pencipta. Tetapi sesuatu yang diberikan cuma-cuma itu jangan disia-siakan, pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5 : 16). Waktu terus berjalan dan tak dapat diulangi atau diputar kembali. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Kehidupan manusia pun tetap berjalan, seiring berjalannya waktu. Umur bertambah, kedewasaan meningkat, dan pengetahuan berkembang, semua kita alami dalam kehidupan kita. Kemarin tidak akan kembali lagi, bahkan tidak akan sama dengan hari ini. Demikian juga besok, tidak akan sama dengan hari ini atau kemarin. Masa lalu digantikan oleh masa kini, dan masa kini akan berganti menjadi masa depan.

            Saya pernah membaca sebuah artikel mini di media sosial yang mengumpamakan kaca spion sebagai masa lalu dan kaca mobil sebagai masa depan, “Kenapa kaca spion di kiri dan di kanan mobil jauh lebih kecil dari pada kaca mobil di depan ? Jika dilihat dari ukurannya, pastilah kaca spion jauh lebih kecil dari pada kaca mobil. Kalau dilihat dari fungsinya, kaca spion digunakan untuk melihat ke belakang, yaitu melihat jarak dan posisi kendaraan lain. Sedangkan kaca mobil digunakan untuk melihat ke depan, yaitu melihat jarak dan posisi kendaraan yang di depan sekaligus untuk memfokuskan laju kendaraan yang dikemudikan. Jika ditransformasikan ke dalam kehidupan manusia, kita hanya diperbolehkan melihat sedikit hal dari masa lalu kita, sesuai dengan ukuran kaca spion yang kecil untuk melihat ke belakang. Sedangkan untuk melihat ke depan, kita diharuskan untuk menggunakan kaca mobil yang besar. Intinya, kita tidak boleh memfokuskan pandangan kita untuk melihat ke belakang, yaitu masa lalu kita. Tetapi sebaliknya, kita harus memfokuskan pandangan kita ke depan, yaitu masa depan kita”, seperti itulah yang tertulis dalam artikel tersebut. Benar saja, seorang pengendara bisa menabrak kendaraan yang ada di depannya karena terlalu memfokuskan pandangan pada kaca spion untuk melihat kendaraan di belakangnya. Sama seperti seseorang yang terlalu fokus dengan masa lalunya, sehingga ia melupakan masa depannya.

            Waktu terus berjalan, kita tidak akan tetap hidup dalam masa lalu karena ada masa depan cerah yang harus kita jalani. Jangan sampai masa lalu kita yang buruk menghambat masa depan kita yang cerah. Karena orang yang hidup dalam masa lalu tidak akan bergerak maju, bahkan ia semakin berjalan mundur. Ia selalu terkubur dalam masa lalunya yang buruk sehingga kakinya sulit untuk melangkah ke masa depan. Memang benar, masa depan akan hadir dan dapat kita jalani karena ada masa lalu yang sudah kita tempuh. Kita juga tidak boleh melupakan masa lalu yang pernah mengajarkan kita akan arti kehidupan, belajar dari kesalahan melalui kejadian baik dan buruk. Tetapi masa depan tidak boleh terhambat oleh  masa lalu.

            Menjelang tahun yang baru, banyak kejadian yang sudah kita alami di tahun ini maupun di tahun-tahun sebelumnya. Kejadian masa lalu yang baik atau buruk, senang atau sedih, suka atau duka, kecewa atau bahagia, tidak ada sedetikpun momen yang terlewatkan di tahun yang telah kita jalani ini. Dendam amarah, tawa bahagia, tangis haru, serta senyum sukacita, semua sudah kita rasakan di tahun ini. Terlalu banyak kejadian yang sudah kita alami, tak terhitung jumlahnya, bahkan sampai ada beberapa kejadian yang kita lupakan semasa kita hidup.

            Jika ada dendam atau kepahitan, lupakanlah. Namun ingatlah semua kejadian yang membuat hati gembira karena “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Amsal 17 : 22). Forgive and forget. Maafkanlah dan lupakanlah kesalahan dan perbuatan orang tersebut, tetapi jangan sampai kita melupakan dan tidak memperdulikan lagi si orang yang bersalah tersebut. Mengampuni dengan sungguh. Bagaimana caranya ? Silahkan baca pada artikel saya di link berikut ini : http://www.facebook.com/notes/windy-sitinjak/mengampuni-lebih-sungguh-sabtu-14-januari-2011/490821653610.

            Jika masa lalu kita bahagia tetapi kemudian kita terjatuh sehingga masa kini dan masa depan kita dipertanyakan kelangsungannya, berusahalah untuk meraih kembali kejayaan di masa silam. Jangan terlalu mengagung-agungkan kejayaan di masa lalu sehingga meruntuhkan masa depan yang seharusnya lebih jaya dari masa lalu. Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kekuatan kita seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 10 : 13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”.

            Kegagalan bukanlah akhir segalanya, melainkan awal dari keberhasilan. Bahkan dalam kegagalan, sesungguhnya Tuhan sedang bekerja seperti yang ditulis dalam 2 Korintus 12 : 9 “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.". Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”.  Kita harus bangkit dari kegagalan kita, teruslah berusaha dan jangan malas, seperti yang diberitakan Allah dalam Amsal 6 : 6 “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:”. 

            Jika kita takut akan hari esok dan kita khawatir akan masa depan kita, percayalah bahwa kita memiliki Tuhan yang jauh lebih besar, hebat, kuat dan berkuasa dari apapun yang ada di dunia ini. Kita tidak boleh khawatir seperti yang ada tertulis dalam Lukas 12 : 22 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.” dan Filipi 4 : 6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”. Tetapi, kita tidak hanya dituntut untuk berdoa, melainkan juga harus berusaha. Tidak hanya sekedar beriman tetapi juga bertindak, seperti yang tertulis dalam Yakobus 2 : 26 “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”.

                Apapun masalah yang kita hadapi esok hari atau bahkan tahun depan, percayalah bahwa Tuhan sudah mempersiapkan masa depan yang baik bagi kita seperti yang tertulis dalam Yeremia 29 : 11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”.

            Masa depan yang adalah harapan akan kita hadapi dengan memasuki tahun yang baru. Masa lalu berupa kenangan yang sudah terkubur tidak boleh mengekang kita dalam isak tangis dan kepedihan. Tahun yang baru, masa depan yang baru. Tahun yang cerah dan penuh pengharapan. Selamat menempuh tahun yang baru dengan penuh pengharapan. Tahun yang cerah, masa depan yang gemilang.

            Semoga bermanfaat, Tuhan Yesus memberkati.





Notes :
Hasil copy paste dari Notes di Facebook "Windy Sitinjak" dengan judul "Sebuah Refleksi Tentang Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan (Senin, 31 Desember 2012) oleh Windy Sitinjak (Catatan) pada 31 Desember 2012" pukul 10:00

Dangdut is the Best, Yes or No ? (Kamis, 6 Desember 2012)

          Dangdut. Mayoritas orang memandang rendah dan merasa anti pada aliran musik ini. Dangdut dianggap sebagai ‘musik-nya orang kelas bawah’, yakni para supir angkot, kernet bus, kuli panggul di pasar, tukang becak, pedagang asongan, tukang sapu jalanan, pembantu rumah tangga, tukang kebun, Office Boy, Office Girl, dan pekerjaan kelas bawah lainnya. Musik Dangdut dianggap sebagai musiknya para orang pinggiran yang tidak tersentuh oleh peradaban. Banyak orang yang memandang bahwa Dangdut adalah musik yang kampungan, jelek, norak, tidak jelas, aneh, bahkan menjijikkan. Ada saja orang yang langsung melirik sinis sambil komat-kamit merepet karena mendengar alunan musik Dangdut.

          “Dangdut ??? Gak level kaleee,,, Please deh, kayak gak ada musik yang laen aja ! Kalo semua musik di dunia ini udah musnah dan cuma Dangdut yang tersisa, gak akan deh gue dengerin itu musik. Iiihh,, Anti banget gue sama itu musik ! Jauh-jauh deh dari kehidupan gue !”, mungkin inilah tanggapan banyak orang jika ada pertanyaan “Lo suka musik dangdut gak ?”. Ya, mungkin mayoritas orang akan tertawa terbahak-bahak, meremehkan seseorang jika mendengar seseorang tersebut berkata “I love Dangdut”.

          Entah karena terpengaruh efek modernisasi yang menggiring banyak orang agar mencintai (atau pura-pura mencintai) aliran musik luar negeri (seperti Jazz dan Rock & Roll) atau benar-benar menyukai kedua aliran musik tersebut, yang jelas banyak orang mendiskreditkan musik Dangdut. Dangdut is primitive, isn’t it ?

Tapi pernahkah kita memandang musik Dangdut dari sudut pandang yang berbeda ?

          Bagi saya, musik Dangdut adalah musik yang ramah. Percaya / tidak, aliran musik ini sanggup merobohkan dinding pembatas antara golongan atas dan golongan bawah. Hal ini saya lihat untuk yang pertama kalinya saat acara syukuran di kantor ayah saya sekitar tahun 2000, saat saya masih SD. Saat acara tersebut dimulai, para pejabat tingkat tinggi duduk rapih di bagian depan, sedangkan para karyawan dan keluarganya duduk di bagian belakang. Sangat terlihat kesenjangan sosial di dalamnya. Namun saat acara hiburan yang diisi oleh lagu Dangdut, para pejabat maupun karyawan bahkan office boy terlihat berjoget bersamaan, mencari pasangan masing-masing untuk berjoget membaur satu sama lain, tenggelam dalam irama gendang dan suling yang menyatu. Semua orang pun ikut “turun” membaur tanpa malu  untuk meliuk-liukkan tubuhnya.

           Hal yang serupa saya lihat pada bulan November 2012 di kampus. Saat saya merasa bosan menunggu teman-teman saya menuntaskan kelasnya, saya iseng-iseng menyanyikan sedikit lirik dari lagu Dangdut yang saya hafal. Seketika itu juga, salah satu Office Girl dan pembantu fakultas di kampus malah “pasang gaya” dan berjoget berpasangan. Sang Office Girl pun berjoget sambil tetap memegang sapu ijuk dan pengki di tangannya. Sang pembantu fakultas pun tetap meliuk-liukkan tubuhnya meski mulut saya tidak lagi menyanyikan lagu itu. Mereka berdua malah me-request, “Lanjutin donk lagunya, lagi asik goyang nih”. Saya hanya tertawa dan melanjutkan lirik yang saya potong tadi. Selanjutnya, kami berjoget bertiga, tidak ada kata malu karena “pasang gaya” di lobby yang disoroti puluhan pasang mata. Ya, saat itu tidak ada tembok pembatas antara mahasiswi dan Office Girl serta pembantu kampus. Semua membaur menjadi satu.

           Selain itu, percaya / tidak, musik Dangdut juga mampu melepaskan stress dan membakar kalori. Mungkin ini dampak dari irama gendang dan suling yang menyatu dengan sangat khas, sehingga mampu menghipnotis para pendengarnya agar ikut berjoget melepaskan tekanan hidup. Hal ini sudah saya amati sejak saya berkumpul untuk karaoke dengan teman-teman saya. Saat menyanyikan lagu pilihan sendiri, semua orang terkesan autis dan egois. Ketika saya hanya menyukai dan memilih lagu Pop yang mellowuntuk saya nyanyikan, di sisi lain teman saya ingin memasang lagu Rock yang upbeat. Ujung-ujungnya ketika saya menyanyikan lagu pilihan saya, hanya saya yang menyukainya, teman-teman saya yang lain belum tentu suka atau bahkan tidak mengenal lagunya, dan memilih untuk diam atau autis dengan telepon genggamnya, menunggu lagu pilihannya diputar untuk kemudian diyanyikannya dengan autis dan egois. Tetapi ketika saya menyanyikan lagu Dangdut, teman-teman saya yang tidak mengenal lagunya pun akan ikut berjoget karena hipnotis dari suara gendang dan suling yang menyatu. Semuanya menjadi “gila” saat berjoget, tertawa dan melepaskan stress. Tidak se-serius menyanyikan lagu kesukaan kami masing-masing. Goyang Dangdut itulah yang membakar kalori dari makanan dan minuman yang telah kami konsumsi sebelumnya.

          Musik adalah seni, dan tidak ada seni yang buruk. Musik adalah selera setiap orang yang bisa saja berbeda, tidak ada orang yang boleh melarang perbedaan minat tersebut. Tetapi, lihatlah sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Tidak semua yang dianggap buruk pada kenyataannya memang buruk. Di sini saya tidak berdiri sebagai Dangdut Lovers dan bukan sebagai Dangdut Haters, tetapi saya kagum dengan musik Dangdut yang bisa merobohkan jurang pemisah karena adanya perbedaan jabatan, kekayaan, kekuasaan, kepintaran, usia, agama, suku, ras, dan jenis kelamin. Dangdut is the Best, Yes or No ?

Semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati.




Notes :
Hasil copy paste dari Notes di Facebook "Windy Sitinjak" dengan judul "Dangdut is the Best, Yes or No ? (Kamis, 6 Desember 2012) oleh Windy Sitinjak (Catatan) pada 6 Desember 2012 pukul 20:53"

Sebuah Ilustrasi Tentang Kekayaan, Kesuksesan, dan Kasih Sayang (Minggu, 4 November 2012)

          Seorang wanita sedang berjalan, kembali ke rumahnya. Ia melihat ketiga pria berjanggut yang sedang duduk di depan rumahnya. Saat wanita itu berhadapan dengan ketiga pria itu, ia berkata,
“Saya tahu Anda bertiga adalah orang baik–baik, namun Anda bertiga terlihat sedang kelaparan. Mari, masuk ke dalam rumah saya, saya ada persediaan makanan yang sekiranya dapat mengganjal rasa lapar di perut Anda”.

Lalu jawab seorang pria berjanggut itu, “Apakah suamimu sudah pulang ?”
“Belum, dia masih ada di luar”, jawab si wanita itu.
“Kami akan menunggunya pulang, baru kami masuk ke dalam rumahmu”, jawab salah satu di antara ketiga pria berjanggut itu.

          Pada malam hari, saat  jam makan malam tiba, si wanita tersebut menceritakan kejadian yang ia alami tadi siang kepada suami dan anak-anaknya.
“Undanglah mereka bertiga masuk, biarkan mereka makan malam bersama kita”, respon sang suami.

Lalu si istri pun keluar dan mendapati tiga pria berjanggut itu masih duduk di depan rumahnya.
“Mari masuk, makanlah bersama kami, suamiku mengundang kalian bertiga untuk menikmati makan malam bersama keluarga kami”, ucap si istri kepada ketiga pria berjanggut.
“Tidak, kami tidak bisa masuk secara bersamaan”, jawab ketiga pria berjanggut itu hampir bersamaan.
“Kenapa ?”, tanya si istri dengan penuh rasa heran.
“Hanya salah satu dari kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian. Kalian harus memilih siapa di antara kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian. Pria di sebelah kiriku bernama Kekayaan, sedangkan yang di sebelah kananku bernama Kesuksesan, dan aku sendiri bernama Kasih Sayang. Sekarang, tanyakanlah kepada suamimu, siapakah di antara kami yang dia undang”, jawab salah satu dari mereka.

Lalu si istri pun masuk kembali ke dalam rumah dan menceritakan kejadian tersebut.
“Kita undang si Kekayaan saja, biar kita kaya raya, banyak harta, tidak akan habis sampai 7 turunan”, jawab sang suami.
“Sayang, bagaimana kalau kita mengundang si Kesuksesan saja ? Supaya bisnis kita sukses dan lancar”, balas si istri.
“Tidak Pa, Ma, kita undang si Kasih Sayang aja, supaya rumah kita ini penuh dengan kasih sayang”, jawab si anak yang ikut memberikan pendapat. 
Kedua orang tua itupun setuju, bahwa si Kasih Sayanglah yang akan mereka undang masuk untuk makan malam bersama.

Lalu si istri pun keluar dan berbicara kepada ketiga pria berjanggut itu,
“Kami akan mengundang Kasih Sayang, siapa di antara kalian yang bernama Kasih Sayang ?”
“Aku”, jawab salah satu pria berjanggut.
“Mari masuk dan makanlah bersama kami”, jawab si istri.

Kemudian si Kasih Sayang berjalan mengikuti si istri masuk ke dalam rumah itu. Tetapi si Kesuksesan dan si Kekayaan mengikuti langkah kaki si Kasih Sayang. Si istri pun heran dan berkata,
“Hey, bukankah keluarga kami hanya mengundang Kasih Sayang ? Lalu mengapa kalian berdua ikut masuk ? Bukankah kalian bilang kalau hanya salah satu dari kalian yang boleh masuk ke dalam rumah ini ?”
“Memang benar, hanya salah satu dari kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian. Jika Anda mengundang Kesuksesan, maka aku dan Kasih Sayang tidak bisa masuk. Demikian juga jika Anda mengundang aku, maka Kesuksesan dan Kasih Sayang tidak bisa masuk. Tetapi jika Anda mengundang Kasih Sayang, maka aku dan Kesuksesan juga akan memasuki rumah Anda. Karena sesungguhnya aku dan Kesuksesan itu buta, dan kami berdua bergantung pada Kasih Sayang”, jawab si Kekayaan.


* Disadur dari Khotbah Pdt. M. Silalahi, S.Th. Diambil dari http://innoblessing.com/kekayaan-kesuksesan-dan-kasih-sayang/ *




Notes :
Hasil copy paste dari Notes di Facebook "Windy Sitinjak" dengan judul "Sebuah Ilustrasi Tentang Kekayaan, Kesuksesan, dan Kasih Sayang (Minggu, 4 November 2012) oleh Windy Sitinjak (Catatan) pada 4 November 2012 pukul 20:55"